Bung, ingatkah kau?
Aku seorang pria pengelana malam
Aku berjalan di dingin anginnya
Menyusuri celah sempit tembok
Liar ke mana-mana
Bung, sudah ku arungi segala rupa malam
Malam rupanya berbeda di tiap insan
Sudah ku temui malam
Berupa gadis berpakaian seadanya
Menjejalkan tubuh di dingin malam
Mencari-cari kehangatan di cangkir bir
Sudah ku temui malam
Berupa pemuda-pemudi bersenda gurau
Memimpikan mimpi dalam sadar
Menunggu pagi menjelang
Sudah ku temui malam
Berupa cendikiawan cerdas nan tekun
Menimba-nimba ilmu di halaman pengetahuan
Mencari-cari kebenaran dunia ini
Pun, ku berjumpa malam
Berupa insan Tuhan yang taat
Bangun di sela-sela tidur
Hanya mengharap ridha-Nya semata
Kemudian ku menjumpai malamku
Berupa pemuda yang terjaga, terlelap, atau berkelana
Terjaga untuk memperjuangkan esok
Lelap untuk mempersiapkan esok
Berkelana untuk menjumpai rupa-rupa malam
Rupa sesungguhnya dari seorang insan
Bisa kau ukur dari waktu malamnya
Kau akan tahu tabiat aslinya
Karena malam adalah waktu pilihan
Untuk tetap hidup, di sisa hari
Atau sejenak mati, menjelajahi mimpi
Ingatlah, Bung!
Aku seorang pria pengelana malam.
No comments:
Post a Comment