Sabtu, 13 Desember 2014, pukul 09.30, Saya, Eme, Ka Ayu, Ka Dynal, Ka Iat, Ka Ikhwan, dan Ka Randi, memulai perjalanan dari Bandung menuju Jakarta menggunakan sebuah mobil. Kami akan menghadiri acara Dialog Peluang Bisnis Kota Palu 201. Meski hanya mendengar kabar dari kawan dan tanpa undangan, kami menghadiri acara tersebut dengan niat silaturahim dan menambah wawasan.
Acara ini diadakan pada hari yang sama, bertempat di Anjungan Sulawesi Tengah, TMII, Jakarta Timur. Acara yang bertujuan sebagai promosi daerah dan silaturahim perantau dari Sulawesi Tengah khususnya Palu yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Dibuka pada pukul 09.00 hingga selesai sekitar 23.00. Penyelenggara acara ini adalah Badan Promosi dan Investasi Kota Palu dan Palu Community, serta dukungan dari Pemerintah Kota Palu dan Bank Sulteng. Turut hadir pada acara tersebut, Wali Kota Palu Bapak Rusdy Mastura beserta Wakilnya Bapak Mulhanan (Toni) Tombolotutu sebagai pembicara dan Bapak Fahmi sebagai moderator. Pembicaraan kemarin merupakan salah satu bentuk promosi Kota Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Ikon Komoditas Kota Palu
Pada acara tersebut, sebagai salah satu bentuk promosi, diperkenalkan bahwa komoditas utama Kota Palu adalah coklat dan rotan. Adapun snack dari nangka dan bawang goreng merupakan produk olahan.
Menurut narasumber, ada tiga negara produsen buah dari pohon coklat terbanyak di dunia, di antaranya Pantai Gading, Ghana, dan Indonesia. Untuk wilayah Indonesia, daerah yang terbanyak memproduksi coklat adalah Sulawesi Tengah, yaitu sekitar 80%. Hal ini terbukti dengan banyaknya kebun coklat yang berada di sekitar Kota Palu yang pernah penulis kunjungi. Gudang-gudang berisikan petikan buahnya pun tersebar di sepanjang jalan Trans Sulawesi, Kota Palu. Bahkan, menurut moderator, ketika berkunjung ke Johor ia menemukan beberapa penjual olahan coklat dan ketika ditanyakan asal dari bahannya, mereka merujuk ke Sulawesi Tengah. Untuk itu, coklat merupakan salah satu ikon komoditas Kota Palu.
Rotan juga merupakan salah satu andalan Kota Palu. Hampir seluruh rotan yang terjual di Pasaran merupakan hasil dari pabrikan Kota Palu. Terbukti dengan adanya kunjungan dari bapak wali kota ke beberapa negara untuk mengurus penjualan olahan rotan. Di Sulawesi Tengah sendiri, terdapat 23 jenis rotan, 6 di antaranya sudah diminati pasaran. Sementara di Sumatera, hanya terdapat 4 jenis rotan. Meskipun kembali rotan bukan hasil alam asli Kota Palu, melainkan dari kabupaten di sekitarnya, namun pengolahan rotan mayoritas berada di Kota Palu.
Sementara untuk bawang goreng, oleh Bapak Jemri Yusuf, mantan pegawai Kementrian Pertanian yang berasal dari Kota Palu, mengatakan bahwa promosi bawang goreng Kota Palu sudah baik namun penjualannya di pasaran masih kalah oleh bawang dari brebes.
Infrastruktur
Pada kesempatan ini, bapak wali kota menyampaikan visi beliau beberapa tahun ke depan. Meski masa jabatannya tersisa kurang dari satu tahun, namun beliau mengharapkan wali kota selanjutnya dapat mempertimbangkan pemikirannya.
Infrastruktur yang dimaksud oleh beliau berupa jalan, transportasi, dan energi. Jalan penghubung Palu-Parigi nantinya akan mempersingkat waktu perjalanan sekitar 1 jam 30 menit. Ke depannya, masyarakat dari Parigi diharapkan semakin sering berkunjung ke Kota Palu untuk bekerja atau beraktivitas lain. Pengembangan Pelabuhan Pantoloan juga diharapkan dapat menjadi pusat perdagangan di Asia karena letak Kota Palu yang strategis. Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu juga direncanakan akan menjadi bandara internasional pada tahun 2016. Namun, pada dialog kemarin, energi kurang mendapat perhatian dari para pembicara. Meski pada akhirnya disampaikan bahwa Palu akan mendapatkan energi dari PLTA Sulewana dan pembangkit listrik lain, kondisi hari ini adalah masih terdapat pemadaman listrik bergilir di Kota Palu.
Salah satu hal paling spektakuler yang disampaikan oleh narasumber adalah tol dalam kota dan monorail. Pak rusdy mastura menyampaikan bahwa ia memiliki visi ke depan bahwa akan ada jalan tol yang menghubungkan tempat-tempat strategis seperti bandara dan pelabuhan, sehingga arus lalu lintas semakin cepat. Monorail juga dibentuk untuk mempercepat transportasi dari segala penjuru di di Kota Palu, seperti Watusampu, Pantoloan, Birobuli, dsb. Sedikit bayangan santai darinya, pada masa senjanya, beliau mengharapkan dapat menaiki kereta tersebut sambil tersenyum melihat perkembangan Kota Palu.
Coming Events dan Hal-hal Unik Lainnya
Pada dialog kemarin, terdapat beberapa agenda atau proyek yang akan disiapkan pemerintah kota. Salah satunya adalah kampung inggris yang bekerja sama dengan Jurusan Bahasa Inggris FKIP Untad. Juga terdapat sebuah karunia, bahwa pada 9 Maret 2016 akan ada Gerhana Matahari Total. Fenomena langka ini dapat disaksikan dengan sangat baik dari Kota Palu. Hotel pada hari itu sudah dibukukan untuk 800 orang dari berbagai negara.
Tidak kalah unik, pada malam setelah dialog terdapat hiburan dari beberapa musisi terkenal asal Kota Palu dan Sekitarnya. Abdee Slank berkesempatan hadir pada acara tersebut. Hadir pula Pallo, Topomore, Personil Topodade, Opa Gideon Tanker, Ote Abadi, dll. Artis yang juga berasal dari Palu, Pasha Ungu dan Reza Noah tidak berkesempatan hadir. Pada saat tampil, Opa Deon dan Abdee beserta kawan-kawan sempat membawakan lagu "Tumbu-tumbu Blanga" yang merupakan lagu pada permainan anak-anak. Beberapa pemuda yang ikut menonton sontak mendekati panggung, terkesima dengan alunan lagu tersebut dalam aransemen musik blues.
Bersama Om Abdee Slank, musisi asal Kota Palu
Satu hal yang tak kalah menarik adalah selingan kampanye di dalamnya. Bapak wali kota yang sudah menjabat dua periode menunjukkan dukungannya kepada wakilnya untuk maju menjadi Wali Kota Palu 2015-2020. Beberapa kali Slip of tounge dari MC yang menaruh predikat Pak Toni sebagai Wali Kota sempat mengundang tawa. Pada hari ini juga, Pak Toni menunjukkan wawasannya yang luas tentang pengembangan Kota Palu ke depan dari sisi kapitalis.
Penutup
Seusai dialog resmi, kami mahasiswa-mahasiswa dari Bandung, Jakarta, dan Bogor menyempatkan berdialog dengan bapak wali kota. Beliau menyatakan dukungannya untuk kuliah setinggi-tingginya di luar kota dan terhadap hal-hal positif yang ingin kami lakukan. Kendala terbesar, menurut beliau, adalah regulasi negara yang berbelit sehingga menyulitkan pemerintah kota untuk membantu mahasiswa. Beliau mengharapkan kami dapat berkontribusi untuk pembangunan Kota Palu ke depan.
Satu hal yang disayangkan oleh panitia, adalah sasaran acara yang kurang tepat. Menurut mereka, kehadiran investor-investor pada hari itu terbilang kurang. Namun tujuan silaturahim acara ini tercapai dengan sangat baik. Ke depannya, acara-acara promosi daerah akan semakin digencarkan dan diharapkan pemuda-pemudi dan perantau dari Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu dapat menjadi agen-agen promosi daerah.
No comments:
Post a Comment